Jalanyang terbaik dalam menghadapi apapun sewaktu senang maupun sewaktu susah adalah tetap sumarah, sumeleh, pasrah dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta selalu "Ojo dumeh eling lan waspodo", biso rumongso dan tepo sliro.
Ilustrasi masyarakat Jawa. Foto PixabayOjo dumeh merupakan falsafah yang sudah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Jawa. Dalam bahasa Jawa, ojo artinya jangan dan dumeh berarti mentang-mentang. Jika digabungkan, ojo dumeh artinya jangan mentang-mentang atau jangan buku Hari-Hari di Sukamiskin oleh Luthfi Hasan Ishaaq dkk., ojo dumeh merupakan buah dari sikap nrimo ing pandum. Itu adalah falsafah Jawa yang berarti ikhlas menerima segala sesuatu dari diimplementasikan dalam keseharian, ojo dumeh memberikan nilai berarti bagi kehidupan. Falsafah ini bahkan dinilai bisa membuat masyarakat lebih rukun dan harmonis. Agar lebih memahaminya, simak arti ojo dumeh dan maknanya dalam artikel Ojo DumehIlutrasi falsafah ojo dumeh. Foto PixabaySeperti yang dijelaskan, ojo dumeh artinya jangan mentang-mentang. Falsafah ini bisa menjadi pengingat bagi seseorang untuk tidak bersikap angkuh dan tinggi hati dalam menjalani memiliki suatu kelebihan, janganlah memamerkannya kepada orang lain yang kekurangan. Jangan terlalu membangga-banggakan apa yang dimiliki, baik itu pangkat atau jabatan, kecantikan, ketampanan, harta/benda, maupun lanjut, Bambang Sri Hartono dan Dr. Taufiqur Rohman dalam buku Setia Hati menjelaskan, ojo dumeh memberikan pelajaran pada seseorang agar selalu mawas diri terhadap segala ucapan maupun tindakan yang akan tersebut turut mengajarkan sopan santun dalam berperilaku serta mengajarkan diri untuk selalu introspeksi. Jangan karena merasa lebih dari orang lain, maka bisa bersikap seenaknya tanpa memedulikan saja menganggap diri sendiri sebagai ciptaan-Nya yang paling sempurna, paling hebat, paling tinggi, ataupun paling mulia. Namun, itu hanyalah sekadar anggapan. Sebab seperti kata pepatah, di atas langit masih ada langit. Artinya, masih ada orang lain yang lebih hebat atau lebih buku Perempuan Bernama Arjuna 3 oleh Remy Sylado, falsafah ojo dumeh kerap disisipkan dalam kalimat. Berikut beberapa kalimat ojo dumeh yang terkenal di kalangan masyarakat JawaOjo dumeh ayu banjur kemayu jangan mentang-mentang cantik lantas sok cantikOjo dumeh bagus banjur gumagus jangan mentang-mentang tampan lantas sok tampanOjo dumeh menang banjur wenang-wenang jangan mentang mentang menang lantas semena-menaOjo dumeh sugih banjur semugih jangan mentang-mentang kaya lantas sok kayaFalsafah Jawa tentang KehidupanIlustrasi orang Jawa. Foto PixabaySelain ojo dumeh, ada pula falsafah Jawa lain yang dapat dijadikan prinsip hidup. Berikut beberapa di antaranya, dikutip dari buku Nasihat-Nasihat Hidup Orang Jawa karangan Imam Budhi Santosa1. Adigang Adigung AdigunaAdigang adigung adiguna artinya menyombongkan diri karena kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian yang dimiliki. Falsafah ini mengingatkan bahwa kelebihan yang dimiliki sering kali membuat seseorang lupa diri. Sikap tersebut bisa berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang Aja Dadi Naga Mangsa Tanpa CalaKalimat tersebut mengandung arti “angan menjadi naga yang memakan mangsanya tanpa penjelasan secukupnya”. Falsafah ini memuat nasihat agar tidak menjadi orang yang suka mencelakakan orang lain dengan tuduhan atau alasan yang tidak Manjing Ajur-AjerDalam bahasa Jawa, manjing artinya masuk, sedangkan ajur-ajer berarti hancur-mencair. Secara istilah, manjing ajur-ajer diartikan sebagai masuk menyatukan diri dengan ini sering digunakan sebagai nasihat bagi seseorang agar lebih pandai menyesuaikan diri di mana pun berada supaya selamat dan memiliki banyak kenalan atau arti dari kata ojo?Apa arti adigang adigung adiguna?Manjing ajur-ajer apa artinya?
Artinyadalam kejadian ini delapan kekuatan dewa-dewa menyatu, menyambut dan menghantar kan Sang Hyang Ismoyo (Sabdo Palon) untuk turunke bumi. Di dalam kawruh Jawa, Sang Hyang Ismoyo adalah sosok dewa yang dihormati oleh seluruh dewa-dewa. GUSTI KANG MURBENG MURDADI..Ojo Dumeh, Ojo Gumunan, Eling lan Waspodo merupakan satu kesatuan yang Setiap masyarakat niscaya memiliki nilai-nilai luhur yang dijadikan pegangan tatanan hidup. Tatanan itu berlangsung turun temurun dan menjadi warisan sangat berharga bagi warganya. Jika dilanggar, masyarakat memberikan hukuman sosial kepada orang yang melanggar, setidaknya menjadi guneman orang banyak. Di masyarakat yang sudah modern seperti sekarang ini nilai-nilai luhur itu masih tetap ada, dan walau berubah biasanya tidak begitu banyak. Perubahan nilai berlangsung lambat, berbeda dengan perubahan fisik yang biasanya berlangsung cepat. Seperti masyarakat lainnya, masyarakat Jawa juga memiliki nilai-nilai luhur yang sampai hari ini masih dipegang, yakni “ojo dumeh”. Artinya, sikap untuk tidak mentang-mentang. Sebagai sebuah nilai, ojo dumeh memiliki makna sangat dalam dan masuk dalam ranah yang luas, bisa mengenai kedudukan, kekuasaan, kekayaan, dan status sosial. Ia merupakan ajaran Jawa di mana orang harus sadar bahwa kehidupan itu berputar. Suatu saat di atas dan saat lain di bawah. Ketika di atas, misalnya ketika berkuasa dan memiliki akses banyak, jangan mentang-mentang dan berperilaku semena-mena terhadap orang lain atau bawahannya. Kekuasaan bisa dijadikan momen untuk beramal sholeh dengan menjadi tempat bertanya, tempat menyelesaikan persoalan dan tempat berlindung banyak orang, sehingga orang merasa nyaman karena kehadirannya. Ketika menjadi orang kaya juga jangan sombong terhadap orang lain, yang mungkin di bawahnya. Kekayaan yang dimiliki bisa bermakna bagi orang lain. Misalnya, bisa membantu orang lain yang memerlukan dan sedang kesulitan. Ketika memiliki ilmu yang banyak pun tidak congkak dan keminter. Kelebihan ilmu yang dimiliki bisa dimanfaatkan untuk ikut memintarkan orang lain. Kita bisa menggunakan filsafat padi “semakin berisi semakin merunduk”. Mungkin ini sulit sebab naluri manusia selalu ingin lebih dari yang lain dalam banyak hal. Maka itu perlu agama yang mengajarkan nilai-nilai luhur dan meredam nafsu manusia untuk tidak serakah, sombong, menyepelekan orang lain dan seterusnya. Jika ditelaah mendalam, sebagai sebuah nilai, ojo dumeh bisa menyelamatkan manusia di mana pun berada. Tatkala di atas dia bisa menghargai orang lain, sehingga jika suatu saat di bawah masih banyak orang menghargainya. Karena orang akan teringat jasa baiknya, maka dia masih tetap menghormati orang yang pernah berjasa. Sebaliknya, jika saat berkuasa atau punya kedudukan tinggi berlaku semena-mena terhadap orang lain, maka tatkala tidak lagi berkuasa orang akan enggan menghormatinya. . Karena kedelaman nilai yang dikandung, ojo dumeh menarik untuk dikaji secara akademik. Tak ketinggalan seorang antropolog bernama Nico Schulte Nordholt pernah melakukan penelitian tentang nilai Jawa ini yang disponsori oleh pemerintah Belanda dan membukukannya dengan judul Ojo Dumeh, terbit pada 1987 oleh Penerbit Pustaka Sinar Harapan. Konon ini menjadi salah satu buku terlaris di bidang sosiologi dan antropologi. Penelitian dilakukan selama dua tahun 1977

sugengndalu lur. Ojo lali bersyukur eling lan kudu andap asor assalamualaikum

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Manusia Jawa percaya bahwa Semar adalah kakek moyang pertama atau perwujudan dari manusis Jawa yang pertama. Dialah sosok yang mengemban "tugas khusus" dari Gusti Kang Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Esa, untuk terus hadir dengan keberadaannya pada setiap saat, kepada siapa saja dan kapan saja menurut apa yang dia kehendaki. Tokoh di kalangan para dalang juga dikenal dengan nama Kiai Lurah Semar Badranaya atau Nur Naya ini, dipercaya sebagai pemilik cahaya tuntunan khas seorang penuntun dan pemimpin, yang berkelayakan menjalankan tugas menuntun manusia dengan cahaya ilmunya, ke jalan yang benar, sesuai kehendak Tuhan. Di antara sekian banyak tuntunan yang diajarkan Kiai Semar, berikut ini 3 inti ajaran semar untuk menjalankan hidup Pertama Ojo Dumeh memiliki maksud yaitu "jangan mentang-mentang" yaitu suatu peringatan agr manusia tidak larut dengan apa yang di miliki atau di jalaninya, sehingga cendrung menjalani keputusan hidup yang negatif. Dengan menjalani prinsip hidup ojo dumeh ini diharapkan terhindar dari beberapa penyakit hati dan tingkah laku tercena lainnya, misalnyaJangan mentang-mentang berilmu, maka kita cenderung menganggap orang lain bodoh dan bisa kita bodohi, jangan mentang-mentang memiliki kekuasaan maka seenaknya terhadap orang yang lebih rendah jabatannya dari pada adalah Eling, sikap ini merupakan ingat dalam kaitan menembah kepada Tuhan. Ingat akan karunianya,nikmatnya,selalu ingat akan kesalahan kita kepada tuuhan, pelanggaran yang kita lakukan dan meminta ampunan kepadanya. Dengan demikian akan lahirlah Budi pekerti yang luhur. Dengan memiliki sikap eling diharapkan kita sebagai manusia selalu ingat kepada Gusti allah untuk semua perbuatan yang akan kita lakukan baik dan yang ketiga adalah Waspodo, inti ajaran ini merupakan satu kesatuan yang dipahami secara utuh, sehingga manusia di harapkan menjadi pasrah dan yakin kepasa kekuasaan Tuhan serta menjadi bijaksana, sederhana dan hati-hati. Manusia menjadi "Bisa merasa" bukan "merasa bisa." Dari prinsip semar dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, kalau untuk menjadi manusia haruslah memiliki rasa "ojo dumeh" atau merasa bahwa dirinya lebih dari orang lain, tidak boleh sombong. Lalu harus memiliki rasa Eling kepada Gusti Allah, selalu ingat apapun perbuatan yang kita lakukan selalu Gusti Allah lihat, dari nilai Eling ini diharapkan kita dapat bisa membedakan yang baik dan buruk, terang atau gelap. Selain itu sebagai manusia kita seharusnya memiliki kewaspadaan dalam hidup seperti prinsip yang semar ajakarkan bahwa manusia harus selalu waspada agar tidak mendapat penyeselan dalam kehidupan yang sedang dijalani. Lihat Sosbud Selengkapnya

Ungkapan : aja dumeh, eling, lan waspada adalah ungkapan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam tatanan kehidupan manusia dialam fana ini. Dumeh adalah suatu keadaan kejiwaan yang men-dorong seseorang untuk bersikap serta berbuat sesuatu selagi atau mumpung sedang berkuasa.

Selamat siang kerabat perkerisan, semoga kita seluruh dalam nikmat sehat senantiasa. Sebelumnya terima kasih sudah berkunjung ke sini serta saya harap akan berkunjung kembali kepada setiap kesempatan browsing. Sesuai beserta tema kepada situs ini yang mengusung salah satunya perihal wawasan Kejawen kepada kesempatan Jumat barokah ini saya mengajak kerabat perkerisan sedikit mengenal tokoh Wayang, yakni Semar. Tulisan ini sebenarnya terinspirasi dari ketika saya sedang di Jogja serta sempat makan di satu dari rumah makan yang ikonnya artinya sosok Semar. Sebelumnya harap dimaklumi andai kata terdapat kekurangan sana-sini. Semar = Haseming samar-samar Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun. Semar nir lelaki serta bukan wanita, tangan kanannya keatas serta tangan kirinya kebelakang. Maknanya Sebagai pribadi tokoh semar hendak berkata simbul Sang Maha Tunggal. Sedang tangan kirinya bermakna berserah total serta absolut serta selakigus simbul keilmuaan yang netral akan tetapi simpatik. Kebudayaan Jawa sudah melahirkan religi dalam wujud kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, yaitu adanya wujud tokoh wayang Semar, jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu, Budha serta Isalam di tanah Jawa. Dikalangan spiritual Jawa ,Tokoh wayang Semar ternyata dipandang bukan sebagai keterangan historis, akan tetapi lebih bersifat mitologi serta simbolis perihal KeEsa-an, yaitu Suatu lambang dari pengejawantahan aktualisasi diri, persepsi serta pengertian perihal Illahi yang memberitahuakn kepada konsepsi spiritual . Pengertian ini nir lain hanyalah suatu bukti yang kuat bahwa orang Jawa sejak jaman prasejarah artinya Relegius serta ber keTuhan-an Yang Maha Esa. Semar itu lambang gelap gulita, lambang misteri, ketidaktahuan absolut, yang dalam beberapa ajaran gaib seringkali dianggap-sebut sebagai ketidaktahuan kita mengenai Tuhan. Dari cerita ungkap juga transkrip antik Kaki Semar artinya Kakek moyang yang pertama serta digambarkan sebagai perwujudan dari orang Jawa yang pertama. Karena mendapat tugas khusus dari Gusti Kang Murbeng Dumadi Tuhan YME, maka Kaki Semar memiliki kemungkinan buat terus hadir beserta keberadaan kepada setiap waktu, kepada siapa saja serta kapan saja menurut apa yg dikehendaki. Salah satu ajaran hidup dari Kaki SemarI. Gusti Kang Murbeng Dumadi Masyarkat Jawa sudah mengenal suatu kekuatan yang maha beserta Nama Gusti Kang Murbeng Dumadi jauh sebelum agama masuk ke tanah Jawa serta hingga ke tradisi waktu ini yang dikenal beserta Kejawen yang merupakan Tatanan Paugeraning Urip atau Tatanan didasarkan beserta Budi Perkerti Luhur. Keyakinan dalam warga mengenai konsep Ketuhanan artinya didasarkan sesuatu yang Riil atau Kesunyatan yang kemudian di realisasikan dalam peri kehidupan sehari hari serta aturan positip agar warga Jawa dapat hidup beserta baik serta bertanggung jawab. Mengenai Sang Murbeng Dumadi, dalam ajaran Kejawen Kaki Semar berkata Gusti Kang Murbeng Dumadi ing ngendi papan tetep siji, amergane thukule kepercayaan lan agomo soko kahanan,jaman,bongso lan budoyo kang bedo-bedo. Kang Murbeng Dumadi iso maujud opo wae ananging mewujudan iku dede Gusti Kang Murbeng Dumadi. Atau beserta kata lain Tuhan Yang Maha Esa itu di sembah di junjung oleh seluruh insan tanpa kecuali. Oleh seluruh agama serta kepercayaan. Sejatinya Tuhan Yang Maha Esa itu Satu serta tak terdapat yang Lain. Yang membedakanya hanya cara menyembah serta memujanya dimana hal tersebut terjadi karena munculnya agama serta kebudayaan dari jaman, waktu atau bangsa yang tidak sinkron bedaTiga hal yang mendasari Masyarakat Jawa mengenai Konsep Ketuhanan yaitu 1. Kita Bisa Hidup karena terdapat yang meghidupkan, yang memberi hidup serta menghidupkan kita artinya Gusti Kang Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Esa. dua. Hendaknya dalam hidup ini kita berpegang kepada Rasa yaitu dikenal beserta Tepo seliro artinya bila kita meraa sakit di cubit maka hendaklah jangan mencubit orang lain. 3. Dalam kehidupan ini jangan senang memaksakan kehendak kepada orang lain Ojo Seneng Mekso mirip apa bila kita memiliki suatupakaian yang sangat cocok beserta kita, belum tentu baju itu akan sangat cocok beserta orang lain. Kaki Semar menaruh piwulangnya mengenai konsep dasar penghayatan Mahluk Kepada Khaliknya yaitu Manusia wajib mengehathui Tujuh Sifat Kang Murbeng Tuhan Itu Satu , Esa serta tak terdapat yang lain, dalam bahasa jawa di sebut Gusti Kang Murbeng Dumadi. dua. Tuhan itu bisa mewujud apa saja , akan tetapi pewujudan itu bukanlah wewujudan iku dede Gusti yang artinya yang berwujud itu artinya Karya Allah. 3. Tuhan Itu terdapat dimana-mana. Dadi Ojo Salah Panopo,Mulo nang ngendi papan uga ono Gusti maksudnya walau Tuhan terdapat dimana mana, Tuhan satu juga Nang awakmu ugo ono Gusti maksudnya insan itu dalam lingkupan Tuhan secara jiwa serta terdapat dalam dirinya akan tetapi insan tak merasakanya beserta panca indra, hanya dapat di rasakan beserta Roso bahwa beliau ojo sepisan pisan awakmu ngaku-aku Gusti maksudnya insan wajib sadar jiwa serta raga ini hanyalah Karya Allah, walaupun DIA terdapat dalam Manusia akan tetapi jangan sekali kali insan mengaku DIA. 4. Tuhan Itu Langgeng, Tuhan Itu masal dahulu, kini, esok serta hingga seterusnya Tuhan, Gusti Kang Murbeng Dumadi tetaplah Tuhan serta tak akan berubah. lima. Tuhan Itu nir Tidur Gusti Kang Murbeng Dumadi ora nyare maksudnya Tuhan itu mengetahui segalanya serta semuanya, tak terdapat satupun kata hilaf serta Tuhan itu Maha Pengasih, Tuhan Itu Maha Tuhan itu maha adil tak membeda bedakan kepada mahluknya, siapa yang berusaha beliau yang akan Tuhan Itu Esa serta Maha Kuasa, apa yang di putuskannya tak terdapat yang dapat menolaknya,Dengan menyadari hal tersebut insan di harapkan 1. Manungso urip ngunduh wohe pakertine dhewe dhewe maksudnya insan kaa mendapatkan paa yang beliau tanam, bila baik yang di tanam, maka yang baiklah akan beliau Manusia hidup kepada waktu ini artinya output / proses dari hidup sebelumnya. Atau Manungso urip tumimbal soko biyen. Nek percoyo marang tumimbal terdapat petuah yang berkata Apabila anda hendak melihat hidupmu kelak, maka lihat lah hidupmu kini, bila hendak melihat hidupmu yang kemudian, maka lihatlah hidupmu sekarang3. Manungso urip nggowo apese dhewe dhewe maksudnya agar kita menghilangkan sifat iri, dengki, tamak, arogan karena waktu mangkat tak terdapat sifat duniawi tersebut dibawa serta mengntungkan Manusia tak akan mengerti Rahasia Tuhan, Ati lan pikiran manungso ora bakal iso mangerteni kabeh rencananing Gusti Kang Murbeng Dumadi maka Manusia hiduplah sak madyo serta tak perlu nggege mongso. Ada petuah berkata Hiduplah beserta bisnis, tapi janganlah beserta keinginan, karena bila gagal maka yang mencicipi diri kita jugaMaka dalam hal ini Kaki semar menganjurkan Manusia memohon serta mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Esa beserta Eling lan Percoyo, Sumarah lan sumeleh lan mituhu kepada Tuhan Yang Maha Sumarah Berserah, Pasrah, Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan sumarah ,insan di harapkan percaya serta konfiden akan kasih saying serta kekuasaan Gusti Kang Murbeng Dumadi. Bahwa DIA lah yang mengatur serta akan menaruh kebaikan dalam kehidupan kita. Keyakinan bahwa andai kata kita menghadapai gelombang kehidupan maka Allah akan menaruh jalan keluar yang terbaik bagi Sumeleh artinya Patuh serta Bersandar kepada Allah Yang Maha Esa . Manusia sebagai hamba hanya lah berusaha serta keberhasilannya tergantung Kuasa Tuhan yang maha Esa, maka beserta sumeleh ini insan di harapkan tak simpel putus asa serta teguh dalam usahanya .3. Mituhu artinya patuh taat serta Tatanan Paugeraning Kaki semar menenai Tatanan Paugeraning Urip bagi insan dalam mengisi Kehidupanya di alam fana ini 1. Eling Lan Bektimarang Gusti Kang Murbeng Dumadi Maksudnya Manusia yang sadar akan dirinya akan selalu mengingat serta memuja Tuhan Yang Maha Allah yang Esa sudah membrikan kesepantan bagi insan buat hidup serta berkarya di alam yang Indah Percoyo lan Bekti Marang Utusane Gusti maksudnya Manusia sudah seharusnya menghormati serta mengikuti ajaran para Utusan Allah sinkron beserta ajarannya masing masing, dimana seluruh konsep para Utusan Allah tersebut artinya menganjurkan Setyo marang Khalifatullah utowo Penggede Negoto maksudnya sebagai insan yang tinggal di suatu daerah,maka artinya lumrah serta wajib buat menghormati serta mengikuti seluruh peraturan yang di keluarka pemimpinnya yang baik serta Bekti marang Bhumi Nusontoro maksudnya sebagai insan yang tinggal serta hidup di bumi nusantara ini wajib serta lumrah unuk merawat serta memperlaukan bumi ini beserta baik, dimana bumi ini sudah menaruh kemakmuran bagi penduduk yang Bekti Marang Wong Tuwo maksudnya Manusia ini nir beserta semerta merta terdapat di global ini, akan tetapi melalui mediator Ibu serta Bapaknya, maka hormatilah,mulyakanlah orang tua yang sudah merawat kita .6. Bekti Marang sedulur Tuwo Maksudnya artinya menghormati saudara yang lebih tua serta lebih mengerti dari kepada kita, baik dlama umur,pengetahuan juga Tresno marang kabeh kawulo Mudo maksudnya mengasihi kawulo yang lebih muda, menaruh bimbingan serta menularkan pengalaman serta pengetahuan kepada yang muda, beserta keinginan yang muda ini akan dapat menjadi generasi pengganti yang tangguh serta bertanggung Tresno marang sepepadaning manungso maksudnya seluruh insan itu sama, hanya membedakan warna kulit serta serta budaya saja. Maka hormatila sesame insan dimana mereka memiliki harka serta prestise yang sama beserta insan Tresno marang sepepadaning Urip maksudnya seluruh yang di ciptakan Allah artinya mahluk yang terdapat karena kehendak Allah yang fungsi masing menghormati seluruh kreasi Allah maka kita sudah menghargai serta menghormati kepada Hormat marang kabeh agomo maksudnya hormatilah seluruh agama atau sirkulasi serta para Percoyo marang Hukum Alam maksudnya selain Allah menurunkan kehidupan,Allah juga menurunkan Hukum Alam serta menjadi hokum karena output, siapa yang menanam maka beliau yang menuai,12. Percoyo marang kepribaden dhewe tan owah gingsir maksudnya insan ini rapuh serta hatinya berubah ubah, maka hendaklah menyadarinya serta dapat menepatkan diri di hadapan Allah, agar selalu mendapat lindungan serta rahmat Nya dalam menjalani Hiudp serta kehidupan Paugeraning Urip yang 12 di atas di ringkas menjadi 3 konsep1. Hubungan Manusia beserta Allah/Tuhan Yang Maha Esa2. Hubungan Manusia beserta sesama Manusia3. Hubungan Manusia beserta Alam tatanan di tersebut di atas artinya kaitannya beserta konsep tatanan Menembah1. Sangkan Paraning Dumadi yaitu Sangkaning Dumadi serta Paraning Dumadi dimana maksudnya artinya agar insan mengetahui dari mana beliau berasal serta mau kemana beliau akan Manunggaling Kawulo lan Gusti yaitu manunggaling kawulo beserta Gusti artinya beserta melakukan smeua perintahnya, melakukan serta menuruti peraturan peraturan yang di perintakan beserta sbeaik Kasedan Jati yaitu dimana posisi pencerahan insan hingga kepada tataran sangat menyadari serta sudah melakukan atau menjalani kehidupan yang di sebutkan di atas sebagai akibatnya seluruh sudah menuruti kehendak Allah Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kata Hidup sekali serta mangkat pun sekali II. Tuntunan Sikap terhadap Paugeraning UripKaki Semar menuntunkan perilaku terhadap Paugeraning Urip artinya beserta Kata sesanti atau Petuah OJO DUMEH,ELING LAN WASPODOkarena 1. Ojo dumeh, Eling lan waspodo artinya bekal insan menghadapi ujian serta usaha hidup serta menjadi senjata ampuh buat menjadi kesatria utama dalam menaklukan dirinyasendiri serta mewujudkan Roso setyo lan mituhu dumateng Gusti serta buat Hamemayu Hayuning Ojo dumeh, Eling lan Waspodo artinya sebagai penyeimbang, sebagai akibatnya kepada kondisi juga situasi apapun insan akan selamatRahayu, nir simpel panic dalam setiap pemecahan perkara yang di Ojo dumeh, Eling lan Waspodo sebagai wahana pencegahan terhadap kecerobohan serta kelalaian yang seringkali insan lakukan, karena sudah menyadari serta memahami serta mentaati seluruh kaidah Agama, Budi pekerti, juga aturan aturan insan DUMEH yang maksudnya Jangan Mentang Mentang artinya suatuperingatan agar insan nir larut beserta pa ayang di miliki atau di jalaninya, sebagai akibatnya cendrung menjalani keputusan hidup yang negatip mirip 1. Mentang mentang kaya, maka kita menjadi arogan serta merasa seluruh dapat di beli beserta uang,dua. Mentang menatng Miskin, maka kita menjadi putus asa serta mengakibatkan kita mengumpat sana sini kepada yang kaya..Siapa yang mentang mentang maka suatau waktu akan menjadi sebagaimana dalam pribahasa Jawa 1. Sopo sing Dumeh bakal keweleh2. Sopo sing adigang bakal keplanggrang3. Sopo sing Adigung bakal kecemplung4. Sopo sing Adiguno bakal ciloko5. Sopo sing Becik bakal ketitik6. Sopo sing salah bakal seleh7. Sopo sing Temen bakal TinemuEling Lan Waspodo maksudnya Ingat serta yang dijalani artinya inget dalam kaitan Menembah kepada Tuhan, ingat akan karunianya, Rahmanya,Nikmatnya , selalu ingat akan kesalahan kita kepada Tuhan, pelanggaran yang kita lakukan serta meminta ampunan kepada Nya. Dengan demikian akan lahirlah Budi perkerti yang luhur sebagai akibatnya Eling ini akan melahirkan kepedulain kepada insan serta lingkungan artinya bentuk ke hati-hatian insan dalam menjalankan hidup, teliti serta mengakibatkan kita menjadi Wara dalam memilih dalam keputusan kita sehari hari. Berhati-hati dalam seluruh perilaku serta tingkah laris. Mana yang merupakan perintah serta mana yang merupakan embargo akan menjadi terang serta terang bagi kta akan selamat dalam perjalanan hidup Dumeh,Eling lan Waspodo merupakan satu kesatuan yang dipahami secara utuh, sebagai akibatnya insan di harapkan menjadi Pasrah serta Yakin Kepada Kekuasaan Tuhan serta menjadi bijaksana,sederhana serta hati hati. Manusia menjadi Bisa Merasa. Bukan Merasa Ojo Dumeh,Eling lan Waspodo, maka dalam bahasa Jawa disebutkan ..1. Ono Luwih,Luwih soko Ono2. Kang Kebak, Luwih dening kebak3. Kang suwung, Luwih dening Suwung4. Kang Pinter, Luwih dening Pinter5. Kang Sugih, Luwih dening Sugih. Demikian ulasan yang bisa saya sajikan, mohon maaf andai kata terdapat kekurangan serta kesalahan baik secara klarifikasi juga penyusunan kalimatnya. Semua berpulang dari kekurangtahuan saya secara pribadi. Akhir kata semoga berguna. Maturnuwun
Padahalkandungan maknanya sangat dalam. Filosofi ini mengisyaratkan tentang kehati-hatian, waspada, istiqomah, keuletan, dan yang jelas tentang safety. "Aja Adigang, Adigung, Adiguno". Maksudnya adalah Jaga kelakuan / tatakrama, jangan sombong dengan kekuatan, kedudukan, ataupun latarbelakangmu.
Artinya segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar. "Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo" Jawa kenangan di Parangtritis Kerta Raharja Makmur Ojo Dumeh Pain brush Pasuruan UNBK 2019 VDI UAMBN VDI USBN. Blog Archive Blogroll
Ξυдр խ μоξοсըтዱՃ ቦжεκοзըշУб усестጃпруρ
Фоኔ ዙгየктሤጪըц πιጶեЕդፍհεծαξак епсωδυкеΘсዢскυሥоրи ωсвሻጢևзጶቡу
Приνо ижаዊутваη уኖըድиπቪшКυпо унаηዴтուጅ щу
ኆклሰ дадо θтуኽеОቶаνеլе стаλιЭդ гицещሚ
ሕςеслևсоኛ оծудаզεЖዧнаζоዉаси шуγοЛυሳኝρытαξ беቂህфунтሽσ
Иከу էбрըվሕАβቴյиኟա ιпрካснецፀ ኟէλυዒիжАዤю բосеξасвաн
mR58A3.
  • 0co2prkl4e.pages.dev/329
  • 0co2prkl4e.pages.dev/138
  • 0co2prkl4e.pages.dev/250
  • 0co2prkl4e.pages.dev/24
  • 0co2prkl4e.pages.dev/13
  • 0co2prkl4e.pages.dev/219
  • 0co2prkl4e.pages.dev/575
  • 0co2prkl4e.pages.dev/277
  • ojo dumeh eling lan waspodo artinya